skip to main |
skip to sidebar
Unknown || Selasa, 21 Mei 2013 || Fakta Unik ||
Ini Pemain Milan-Barca Yang Pernah Tukar Seragam
OSF, Apa kesamaan Barcelona dan AC Milan? Satu yang paling mencolok:
motif garis-garis vertikal pada kostum utama mereka. Jika di Barca garis
merah berpadu biru, maka Milan kental dengan nuansa merah-hitam. Dari
warna itu, suporter memiliki julukan terhadap klubnya masing-masing:
Blaugrana (Barca) dan Rossoneri (Milan).
Entah kebetulan atau
tidak, kemiripan nuansa kostum itu juga disertai dengan sejarah sejumlah
pemain yang mengenakan kostum kedua klub. Jelang duel pertama
perdelapan final Liga Champions antara Barcelona dan AC Milan di San
Siro, dini hari nanti, sejumlah media Spanyol mengulas beberapa pemain
yang pernah bermain untuk keduanya. Berikut beberapa di antara mereka:
Bojan Krkic . Meski berdarah Serbia, pemain satu ini lahir di
Katalunya. Barca boleh dibilang sebagai klub "sebenarnya" bagi Bojan.
Selain lahir di Barcelona, pesepakbola berusia 22 tahun ini juga menempa
pendidikan di akademi La Masia.
Bojan meninggalkan Blaugrana
di musim panas 2011 untuk bergabung ke klub yang bermarkas di ibukota
Italia, AS Roma. Ia datang ke Roma bersamaan dengan direkrutnya pelatih
Barcelona B yang juga mantan penyerang Barca, Luis Enrique. Awal musim
2012/2013, Roma meminjamkannya ke Milan.
Ronaldinho. Sebelum
Lionel Messi, dialah megabintang di Camp Nou. Bersama Ronaldinho, Barca
merebut Liga Champions 2005/2006. Pemain asal Brazil itu juga menjadi
pemain terbaik dunia saat berseragam Barcelona. Setelah lima musim di
Barca, Ronaldinho dilepas ke AC Milan dengan harga 25 juta euro di bursa
musim panas 2008.
Di Barca, Ronaldinho meninggalkan warisan 70
gol dalam 150 laga. Bersama Milan, ia menyumbang 20 gol selama dua
musim (2008-2010). Di musim 2011, pemain kelahiran Porto Alegre, Brazil,
21 Maret 1980, itu, kembali ke kampung halamannya untuk bermain di
Flamengo. Sejak awal musim ini, ia bermain di Atletico Mineiro.
Patrick Kluivert. Tak seperti Bojan dan Ronaldinho, Kluivert bermain
lebih dulu untuk Milan sebelum hengkang ke Barca. Pada 1997, Milan
tertarik merekrut Kluivert setelah menghabiskan tiga musim yang
spektakuler di Ajax Amsterdam. Hanya mencetak enam gol selama semusim,
Milan menjual penyerang kelahiran Amsterdam, Belanda, 1 Juli 1986, itu,
ke Barcelona.
Di Barca, Kluivert menemukan sentuhannya kembali.
Ia menyumbang 90 gol dalam enam musim (1998-2004) bersama Los Cules .
Sayang, dari sisi gelar, satu-satunya persembahan Kluivert adalah La
Liga 1998/1999.
Winston Bogarde. Kasus Bogarde mirip Kluivert.
Ia mencicipi Milan terlebih dahulu sebelum ke Barca. Di Milan karirnya
tak cemerlang dan hanya bermain tak sampai semusim pada 1997. Pada 1998,
Winston hengkang ke Camp Nou. Ia bermain di Barca hingga musim
1999/2000 berakhir.
Tak ada gol yang bisa "di-trek" dari
pengalaman pemain kelahiran Rotterdam, Belanda, 22 Oktober 1970, itu.
Sebabnya dia adalah seorang bek. Selama dua musim, Bogarde bermain
sebanyak 40 kali untuk Barca. Gelar yang diraihnya adalah La Liga
1998/1999.
Michael Reiziger. Bersama Kluivert dan Bogarde,
Reiziger termasuk dalam ekspansi pemain Belanda saat meneer Louis Van
Gaal datang ke kursi pelatih Barca di musim 1997/1998. Kedatangannya ke
Barca pun punya cerita dan tahun yang sama dengan Kluivert: menyeberang
ke Barca setelah bermain semusim (1996/1997) di Milan.
Di
Barca, Reiziger sempat merasakan bermain bersama kapten yang musim depan
akan melatih Bayern Muenchen, Josep Guardiola. Pria kelahiran
Amstelveen, Belanda, 3 Mei 1973, itu, berposisi sebagai bek. Selama
tujuh musim bersama Azulgrana (1997-2004), Reiziger bermain sebanyak 170
laga. Pada 2004, ia hijrah ke Liga Inggris untuk Middlesbrough dengan
warisan gelar La Liga 1999.
Ronaldo. "Sang Fenomenal",
demikianlah pemain yang satu ini dijuluki. Ia tiba di Barcelona setelah
direkrut dari PSV Eindhoven. Di musim perdananya, ia menunjukkan
fenomena dengan mencetak 34 gol dalam 37 laga di Barca. Di musim itu, ia
juga mencatatkan rekor mencetak gol dalam sebelas laga beruntun. Rekor
itu bertahan sebelum Lionel Messi memecahkannya tahun ini.
Pesepakbola kelahiran Rio De Janeiro, Brazil, 18 September 1976, itu,
ternyata tak betah di Camp Nou. Tawaran gaji besar dari Inter Milan
membuatnya hijrah ke Italia pada musim 1997/1998. Penampilannya di
Barca-Inter membuatnya ditahbiskan sebagai peraih Ballon D'Or 1997.
Rivaldo. Sebelum Ronaldinho, Rivaldo adalah idola Camp Nou. Barca
terpikat setelah melihat musim debut Brazileno itu di Deportivo La
Coruna pada 1996/1997. Barca memboyongnya dari Galisia dengan mahar 24
juta euro. Lima musim bersama Barca merupakan momen puncak bagi Rivaldo.
Pada musim 2000/2001, ia menjadi pencetak gol terbanyak dengan catatan
36 gol di semua kompetisi.
Kesuksesannya membawa Barca
menjuarai La Liga 1998/1999 membawanya ke dalam sejarah individual.
Pemain kelahiran Paulista, Brazil, 19 April 1972, itu, terpilih untuk
Ballon D'Or 1999. Pada musim 2002/2003, Rivaldo mendarat di Milan. Dalam
seragam Rossoneri (2002-2004), ia bermain sebanyak 40 laga dengan
sumbangan lima gol.
Zlatan Ibrahimovic. Dialah pembelian
spektakuler di era Josep Guardiola dari sisi harga. Untuk Ibra saja,
Barca harus membayar 46 juta euro plus Samuel Eto'o dari Inter Milan.
Jika nilai 46 juta euro dan Eto'o digabungkan, maka harga Ibra
sebenarnya 66 juta euro.
Penampilan penyerang kelahiran Malmo,
Swedia, 3 Oktober 1981, itu, sebenarnya tak terlalu buruk. Ia mencetak
20 gol dengan sepuluh umpan. Yang paling berkesan adalah gol tunggal
yang memenangkan Barcelona dalam El Clasico pertamanya di Spanyol.
Ironis, kontrak lima musimnya hanya selesai satu tahun saja karena Ibra
dikabarkan tidak memiliki kesepahaman dengan pelatih Josep Guardiola.
Meski begitu, ia menyumbangkan lima gelar untuk El Barca , yaitu La Liga
2009/2010, Super Spanyol 2009 dan 2010, Super Eropa 2009, dan Piala
Dunia Antar Klub 2009. Setelah itu, Milan adalah klub yang menyambutnya.
Di samping nama-nama itu, masih ada nama lain seperti Dugarry, Van Bommel, Maxi Lopez, Zambrotta, Edgar Davids, dan Albertini.
Posting Komentar