skip to main |
skip to sidebar
Unknown || Selasa, 21 Mei 2013 || sejarah ||
Candi Surowono, Warisan Kerajaan Kediri
Sebagai kawasan yang dulu merupakan wilayah kerajaan, Kabupaten Kediri
memilki banyak peninggalan bersejarah. Salah satunya Candi Surowono di
Desa Canggu, Kecamatan Pare.Candi Surowono merupakan salah satu objek
wisata terkenal di Kota Pare Candiyang sudah dikunjungi wisatawan
domestik dan mancanegara ini, memiliki keunikan berupa tujuh terowongan
pada tempat berbeda, namun tidakjauh dari Candi Surowono. Di terowongan
ini pengunjung dapat menikmati pemandangan alam sekitar atau menikmati
panorama bawah tanah di dalam tujuh terowongan.Keberadaan candi Surowono
memang jauh dari jalan uta
ma Pare. Selain itu, jalur ke sana
juga belum dilengkapi penunjuk jalan. Hanya ada sebuah penunjuk di jalur
utama kota. Jika diurut dari pusat kota, Candi Surowono terletak
sekitar 28 kilometer sebelah Timur Laut Kota Kediri, atau 120 kilometer
barat daya Kota Surabaya. Wilayah Pare berada pada jalur Kediri – Malang
dan jalur Jombang – Kediri serta Jombang – Blitar.
Petugas
candi, Sentani mengatakan, sulitnya menjangkau lokasi kerap diungkapkan
pengunjung. Dia yakin jika ada petunjuk yang jelas, banyak wisatawan
yang tertarik. “Saya harap pemerintah bisa membantu menyosialisasikan
atau membuat rambu-rambu penunjuk arah,” katanya.
Meski
demikian, kesulitan pengunjung akan terbayar dengan keindahan
pemandangan di sepanjang jalan menuju lokasi: sawah yang terhampar luas,
kolam pembibitan ikan milik warga, udara segar, ditambah sapa akrab
masyarakat di Desa Canggu dan sekitarnya.
Di lokasi, wisatawan
akan langsung tertuju pada bongkahan batu-batu andesit yang tertata rapi
di halaman candi. Bongkahan batu ini berjajar seolah tanpa arti. “Itu
adalah bekas bangunan candi yang telah lama runtuh. Seperti pada bagian
atap yang sudah runtuh dan tak berbentuk lagi,” kata Sentani.
Ya, memang bentuk bangunan candi ini seperti adanya sekarang, yang utuh
hanya tinggal kaki dan tubuhnya. Bagian atapnya juga sudah rusak dan
runtuh. Candi ini dibangun dengan menggunakan batu andesit berpori,
bagian pondasinya menggunakan batu bata merah sedalam 30 cm dari
permukaan tanah menghadap ke barat.
SEJARAH
Candi
Surowono menyimpan sejarah Raja Wengker. Dia merupakan salah satu raja
bawahan selama pemerintahan Raja Hayam Wuruk dari kerajaan Majapahit.
Bentuk bangunan candi berupa bujur sangkar berukuran 8 x 8 meter
diperkirakan dibuat pada abad 15, sekitar tahun 1400 masehi. Candi yang
dibangun dengan latar belakang agama Hindu ini, merupakan pendharmaan
dan tempat bersuci Bhre Wengker atau dikenal dengan nama Raja Wengker.
Di dalam Kitab Negarakertagama diceritakan biasanya pendarmaan
dilakukan setelah 12 tahun seorang raja meninggal dunia setelah upacara
Srada. Raja Wengker meninggal pada tahun 1388 Masehi, atau 12 tahun
sebelum dibangunnya Candi Surowono yang berperhiaskan reliefdi seluruh
bangunan.
Bangunan Candi Surowono berdenah bujur sangkar,
berukuran 7,8 meter X 7,8 meter dan tinggi 4,72 meter. Secara vertikal
arsitekturnya terdiri dari bag ian kaki dan tubuh yang juga terbuat dari
batu andesit.
Candi ini memiliki banyak keunikan dari segi
arsitektur maupun relief, yang menggambarkan cerita A~una Wiwaha,
Bubhuksah, Gagang Aking, dan Sri Tanjung. Relief Arjuna Wiwaha begitu
dominan dengan berbagai bingkai, tetapi di beberapa tempat terganggu
oleh Sri Tanjung Bubuksha dan cerita yang muncul di sudut pada panel
vertikal. Panel yang dianggap. bag ian dari awal cerita sampai
diidentifikasikan 1939.
Warga setempat, Sudirman mengaku
keberadaan kolam dan terowongan itu menjadi satu cerita dengan Candi
Surowono. “Konon kolam itu dulunya jadi tempat pemandian para selir
kerajaan, sedangkan terowongan adalah jalan pintas dari candi menuju
kolam pemandian. Tapi entah kebenarannya,” tuturnya.
KEDIRI
Kabupaten Kediri memang merupakan daerah tujuan wisata. Letaknya
strategis menghubungkan kabupaten dan kota di Jawa Timur bagian Barat.
Selain Candi Surowono, wisatawan dapat mengunjungi Wisata Gunung Kelud,
Air Tejun Dolo, Gereja Pohsaran, Petilasan Sri Aji Joyoboyo, serta Candi
Tegowangi. Oaya tarik lain adalah upacara adat satu Suro di Pamuksan
Sri Aji Joyoboyo yang terkenal dengan karya sastranya “Jongko Joyoboyo”.
Saat ini pemerintah setempat terus mengembangkan potensi wisata Kediri,
antara lain Monumen Simpang Lima Gumul dan kawasan pusat perdagangan
yang diharapkan sebagai ikon Kabupaten Kediri. Berkat keseriusannya,
Kabupaten Kediri masuk The Best Ten Anugerah Pariwisata Jatim untuk
kategori pemerintah daerah yang memberikan atensi besar terhadap
pembangunan sektor pariwisata di daerahnya.
Posting Komentar