skip to main |
skip to sidebar
Unknown || Selasa, 21 Mei 2013 || Fakta Unik,Olahraga,sepak bola ||
6 Wasit Kontroversial di Liga Champions
Berikut enam wasit kontroversi di Liga Champions dalam 10 tahun terakhir, dikutip Bleacher Report.
1. Cuneyt Cakir (Turki)
Wasit berusia 36 tahun ini menjadi sorotan utama usai duel Manchester
United kontra Real Madrid pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions
2012/2013. Cakir membuat keputusan kontroversi pada menit ke-56. Kontak
fisik yang melibatkan Luis Nani dan Alvaro Arbeloa, mendorongnya untuk
memberikan kartu merah langsung untuk winger Setan Merah tersebut.
Cakir mengusir Nani karena menganggap pemain asal Portugal tersebut
melakukan pelanggaran keras, yakni mengangkat kaki terlalu tinggi,
sehingga mengenai perut Arbeloa.
Keputusan tersebut jelas
mendapat protes keras dari pemain United, bahkan sang pelatih Sir Alex
Ferguson. Pasalnya, keputusan tersebut jelas merugikan kubu United yang
saat itu tengah unggul 1-0.
Imbas dari minus pemain, United
harus menerima kenyataan Madrid berhasil membalikkan keadaan lewat gol
Luka Modric dan Cristiano Ronaldo. Skor akhir 2-1 memaksa United
tersingkir dari panggung Liga Champions (kalah agregat 2-3).
2. Massimo Busacca (Swiss)
Wasit yang satu ini nampaknya tidak akan dilupakan oleh Robin van
Persie. Striker Arsenal yang kini berkostum Manchester United itu sempat
jadi korban keputusan kontroversi Busacca.
Kejadian tersebut
terjadi pada babak leg kedua 16 besar musim 2010/2011, saat Barcelona
menjamu Arsenal, Maret 2011. Busacca dengan ‘kejam’ memberikan kartu
kuning kedua hanya karena RvP dinilai tidak mengindahkan peluitnya.
Di bawah riuh sorakan 90.000 penonton di Camp Nou, Van Persie tidak
mendengar peluit Busacca yang menandakan sang pemain sudah dalam posisi
offside, dan terus menendang bola ke gawang Victor Valdes. Sialnya,
Busacca tidak memberikan ampun dan langsung mengganjarnya kartu kuning
kedua pada menit ke-56.
Sebelumnya, Van Persie sudah
mendapatkan kartu kuning saat melakukan pelanggaran terhadap Dani Alves.
Keputusan tersebut sontak mendapat perlawanan dari RvP yang merasa
tidak mendengar suara peluit.
Namun, penjelasan striker kidal
itu tak mengubah keputusan Busacca. Dengan hanya bermain dengan 10
pemain, Arsenal akhirnya dipaksa menyerah 1-3 dan tersingkir meski pada
leg pertama berhasil mengalahkan Barca 2-1 (agregat 4-3).
Usai
pertandingan, pelatih Arsene Wenger yang nampak masih kecewa mengatakan
bahwa keputusan Busacca ‘sangat memalukan’. Sementara Van Persie
mengatakan, keputusan wasit itu seperti sebuah “candaan yang kasar.”
3. Tom Henning Ovrebo (Norwegia)
Nah, wasit yang satu ini pastinya masih lekat diingatan fans Chelsea.
Ya, Tom Henning Ovrebo merupakan salah satu wasit yang tak mungkin bisa
dilupakan Chelsea dan seluruh fansnya.
Pemicunya adalah
sejumlah keputusan kontroversialnya saat Chelsea berhadapan dengan
Barcelona pada semifinal leg kedua di Stamford Bridge, Mei 2009. Wasit
asal Norwegia itu mendapat kecaman dari kubu Chelsea yang geram dengan
keputusan kontroversinya.
Salah satu yang paling membuat kecewa
adalah, keputusan Ovrebo tidak menghadiahkan penalti kepada Chelsea,
menyusul handball Gerard Pique di awal babak kedua. Selain itu,
pelanggaran Eric Abidal kepada Nicolas Anelka di kotak penalti pada
menit ke-65 juga luput dari pandangannya.
Akibatnya Chelsea
akhirnya harus tersingkir, setelah Andres Iniesta sukses membalas gol
Michael Essien di masa injury time untuk memaksakan hasil 1-1. Barca
lolos berkat keunggulan gol tandang, karena bermain 0-0 di Camp Nou pada
leg pertama.
Usai pertandingan, seluruh awak Chelsea terutama
Didier Drogba langsung melabrak Ovrebo. Drogba yang tak kuasa menahan
emosi, bahkan sampai melontarkan kata kasar yang membuatnya terkena
sanksi dari UEFA.
4. Wolfgang Stark (Jerman)
Jose Mourinho
punya kenangan pahit ketika nama wasit ini disebut. Pelatih Portugal
tersebut sempat dihukum mendampingi tim dari tribun penonton saat
membesut Real Madrid.
Stark mengusir Mourinho dari bench pemain
dan memintanya duduk di tribun penonton, saat Madrid menjamu seteru
abadinya Barcelona pada leg pertama semifinal Liga Champions musim
2010/2011.
Keputusan tersebut diberikan menyusul komentar Mou
kepada asisten wasit saat Stark mengganjar Pepe dengan kartu merah
akibat dianggap melakukan pelanggaran keras terhadap Dani Alves. Mou
kabarnya melontarkan sindiran dengan menyebut “Well done” untuk
keputusan Stark.
Tanpa Mourinho dan kehilangan Pepe di sisa 30
menit laga, Madrid akhirnya keteteran meladeni gempuran-gempuran Barca.
Akhirnya, gawang Iker Casillas jebol sebanyak dua kali lewat aksi Lionel
Messi. Unggul 2-0, Barca akhirnya melaju ke final setelah menahan
Madrid 1-1 di Camp Nou pada leg kedua.
5. Antony Gautier (Prancis)
Selain Cuneyt Cakir, wasit lain yang membuat keputusan kontroversial di
musim ini adalah Antony Gautier. Wasit asal Prancis ini membuat
kontroversi saat memimpin laga FC Nordsjaelland kontra Shakhtar Donetsk
pada babak penyisihan Grup E Liga Champions 2012/2013.
Pada
laga tersebut, Gautier mengesahkan gol Luis Adriano yang mencoreng nilai
sportifitas. Kejadian bermula ketika salah seorang bek Nodsjaelland
coba memberikan umpan balik ke kiper, karena sebelumnya terjadi
pelanggaran.
Namun, bola yang bisa dikatakan belum play on, dan
belum sampai ke kaki kiper, disambar Adriano. Striker Brasil tersebut
kemudian menggiring bola ke gawang dan mencetak gol, sementara para
pemain Noordsjaelland nampak kebingungan karena mereka belum siap.
Sialnya, Gautier sebagai pengadil justru mengesahkan gol tersebut.
Insiden kontroversi yang berujung kemenangan Shakhtar 5-2 itu secara
tak langsung berimbas pada pertarungan tim-tim di Grup E. Chelsea yang
berstatus sebagai juara bertahan pun harus berada dalam posisi terjepit.
Di laga terakhir penyisihan grup, peluang Chelsea lolos bergantung pada
hasil laga Shakhtar kontra Juventus. Untuk lolos, The Blues tak hanya
harus mengalahkan Nordsjaelland, tapi juga berharap Shakhtar mengalahkan
Juve. Namun, faktanya justru Juve yang menang 1-0. Dengan demikian,
Chelsea pun harus turun kasta ke Europa League, sementara Shakhtar dan
Juventus mewakili grup E di babak 16
besar.
6. Lubos Michel (Slovakia)
Lubos Michel menjadi sorotan utama dalam duel Chelsea kontra Liverpool
pada leg kedua babak semifinal kontra Chelsea di musim 2004/2005.
Keputusannya mengesahkan gol Luis Garcia dianggap kontroversial.
Duel dua tim Inggris di Anfield, berlangsung cukup sengit karena kedua
tim masih sama-sama berpeluang lolos ke final, menyusul hasil 0-0 pada
pertemuan pertama di markas Chelsea, Stamford Bridge.
Namun,
saat laga baru memasuki menit ke-4, Michel mengambil keputusan yang
disebut-sebut sangat buruk. Wasit asal Cekoslovakia (sekarang Slovakia)
ini mengesahkan gol sundulan Luis Garcia yang kemudian disapu William
Gallas.
Dari kubu Chelsea, mereka meyakini bola hasil sundulan
Garcia itu belum melewati garis gawang. Namun, Michel justru mengesahkan
gol tersebut sehingga The Reds melaju ke final berkat kemenangan 1-0.
Jose Mourinho yang berada di kursi kepelatihan Chelsea kala itu, tidak
bisa menerima keputusan tersebut. Manajer berjuluk The Special One itu
bahkan melabeli gol tersebut sebagai “gol hantu.”
Posting Komentar